Tentang Kayu Merbau
Kayu Merbau yang berasal dari Maluku dan Papua ini merupakan jenis kayu keras dan memiliki julukan sebagai Kayu Besi. Kayu Merbau telah menjadi primadona lokal dan eksport sejak lama karna kualitasnya yang superior. Kayu Merbau berwarna coklat abu gelap atau merah coklat gelap dengan arah serat yang hampir lurus. Kayu ini dapat tumbuh menjulang hingga 50 meter dengan diameter hingga 2 meter. Karna kekerasan dan durabilitasnya, Kayu Merbau banyak dijadikan sebagai parkit untuk lantai, tiang bangunan, bak truk hingga digunakan sebagai bahan konstruksi jembatan. Saat ini harga Kayu Merbau cukup bersaing dengan harga Kayu Jati.
Daya tahan Kayu Merbau yang tinggi juga dapat diaplikasikan sebagai material konstruksi laut. Dalam pengolahannya, Merbau tidak sulit untuk dipotong dan di finishing, tapi cukup sulit untuk dibubut dan di paku karna meskipun keras memiliki sifat getas karna serat-seratnya yang pendek.
Dengan karakteristiknya tersebut, Kayu Merbau dapat dijadikan andalan sebagai bahan bangunan dan konstruksi.
Tentang Kayu Bengkirai
Kayu Bengkirai yang memiliki nama lain Yellow Balau atau
Balau ini banyak ditemukan di Indonesia, Malaysia dan Filipina. Di Indonesia,
Kayu ini banyak dipasok dari hutan Kalimantan. Kayu Bangkirai dapat tumbuh
hingga 40 meter dengan diameter hingga 120 cm. Kayu ini bewarna kuning
kecoklatan dengan kekerasan antara 880-990 kg/m3 hingga 1050 kg/m3 pada
kekeringan 12%. Pada suhu normal Kayu Bangkirai dapat kering dalam waktu 12
hingga 1 bulan.
Ikatan antar serat yang kuat dan mudah diolah menjadikan kayu
ini cocok untuk decking, outdoor furniture, dan berbagai keperluan konstruksi
lainnya namun pada beberapa jenis bangkirai seratnya cenderung mudah terbuka
dam mudah melintir sehingga tidak disarankan dipergunakan pada konstruksi yang
membutuhkan kestabilan tinggi.
Kayu Bangkirai cukup terkenal didunia perkayuan dengan
tingkat keawetan dari kelas I hingga kelas III dan Kelas Kuat I dan II. Kayu
Bangkirai memiliki berat jenis rata-rata 0.91.
Tentang Kayu Kamper
Dahulu kala penggunaan getah beberapa jenis Kayu Kamper menjadi kapur barus merupakan kegiatan bisnis primadona yang membuat Sumatera menjadi terkenal. Penggunaan kapur barus dapat ditemui pada buku History of Sumatera (1783) yang ditulis oleh William Marsden, Kimiya’Al-‘Ltr (Abad ke-9) yang ditulis oleh Al-Kindi dan Actius dari Amida (502-578) serta berbagai tulisan lainnya yang mempropagandakan penggunakan kamper/kapur barus, bahkan disebutkan pula bahwa pada abad ke 2 masehi terdapat bandar dagang yang terkenal menjual kapur barus bernama Barosai.
Kini penggunaan kapur barus semakin meluas dan dibuat pula sintetisnya dengan terpentin. Selain wangi, kapur barus juga dipergunakan untuk mengawetkan mayat dan tidak disukai oleh hama. Demikian pula kayu kamper, kayu ini termasuk kayu yang tahan hama sehingga banyak diminati banyak orang.
Kayu Kamper berwarna coklat muda hingga coklat kemerahan dan hampir mirip dengan Kayu Mahoni. Kayu Kamper termasuk Kayu berkelas awet II, III dengan kelas kuat I dan II, Meskipun Kamper dapat ditemui diberbagai daerah, Kayu Kamper yang berasal dari Samarinda terkenal halus dibandingkan dengan daerah yang lain. Selain Kamper Samarinda, dipasaran dikenal juga Kamper Singkil, Kamper Kapur dan Kamper Banjar.
Tentang Kayu Jati
Kayu Jati yang memiliki predikat kayu kuat ini sering kali
menjadi patokan bahan kayu yang berkualitas bagi banyak orang. Kayu yang
memiliki warna umum coklat ini memiliki urat bewarna coklat gelap yang berjarak
antara satu dengan yang lainnya sedikit jarang. Kayu Jati sebenarnya dibawa ke
Indonesia sekitar tahun 1800 oleh Belanda ke Indonesia dan tumbuh subur di
beberapa daerah panas di pulau Jawa, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Kayu
Jati yang berkualitas tinggi biasanya di supply oleh daerah yang memiliki
temperatur panas dan tanah yang berkapur seperti di Jawa Tengah.
Kayu Jati terkenal akan kekuatan dan kepadatannya, yang
mempengaruhi durabilitas kayu ini. Minyak didalam Kayu Jati dianggap membuatnya
menjadi lebih tahan rayap, dan pori-pori nya yang kecil menyebabkan kayu ini
dapat di finishing sangat halus. Kepadatan Kayu Jati membuatnya menjadi kayu
favorit untuk dibuat ukiran.
Kayu jati memiliki kekerasan antara 630-720 Kgs/M3. Kayu
Jati saat ini juga sering diburu bekas-nya untuk menghasilkan produk berkesan
rustic, dan dengan berbagai karakter yang disebutkan tadi Kayu Jati sangat
cocok untuk di jadikan furniture berkelas dan bahan bahan ukiran.
Subscribe to:
Posts (Atom)