Dahulu kala penggunaan getah beberapa jenis Kayu Kamper menjadi kapur barus merupakan kegiatan bisnis primadona yang membuat Sumatera menjadi terkenal. Penggunaan kapur barus dapat ditemui pada buku History of Sumatera (1783) yang ditulis oleh William Marsden, Kimiya’Al-‘Ltr (Abad ke-9) yang ditulis oleh Al-Kindi dan Actius dari Amida (502-578) serta berbagai tulisan lainnya yang mempropagandakan penggunakan kamper/kapur barus, bahkan disebutkan pula bahwa pada abad ke 2 masehi terdapat bandar dagang yang terkenal menjual kapur barus bernama Barosai.
Kini penggunaan kapur barus semakin meluas dan dibuat pula sintetisnya dengan terpentin. Selain wangi, kapur barus juga dipergunakan untuk mengawetkan mayat dan tidak disukai oleh hama. Demikian pula kayu kamper, kayu ini termasuk kayu yang tahan hama sehingga banyak diminati banyak orang.
Kayu Kamper berwarna coklat muda hingga coklat kemerahan dan hampir mirip dengan Kayu Mahoni. Kayu Kamper termasuk Kayu berkelas awet II, III dengan kelas kuat I dan II, Meskipun Kamper dapat ditemui diberbagai daerah, Kayu Kamper yang berasal dari Samarinda terkenal halus dibandingkan dengan daerah yang lain. Selain Kamper Samarinda, dipasaran dikenal juga Kamper Singkil, Kamper Kapur dan Kamper Banjar.